Assalamualaikum Wr. Wb.

Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahuAsyhadu Allah ilaaha illallah, Wa asyhaduanna muhammadur rasulullahAllahumma shalli alaa muhammad wa alihi wa ashabihi waman tabi ‘ahum bi ihsanin ilaa yaumiddinYaa ayyuhalladzii na ‘amanuttaqullah haqqo tuqootihi walaa tamu tunna ilaa wa antum muslimun

Tilka alddaru alakhiratu najAAaluha lillatheena la yureedoona AAuluwwan fee alardi wala fasadan waalAAaqibatu lilmuttaqeena

Amma ba’du

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Ta’ala atas segala karunia, hidayah dan berjuta kenikmatan tak terhingga yang telah Dia anugerahkan kepada kita semua.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.

Selanjutnya marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa, yakni dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

Hadirin Rahimakumullah

Jika kesombongan itu seperti balon yang besar sekejap, jiwa kita akan mudah terbang mengangkasa namun rentan terhadap benda tajam. Ketika kempes, menjadi tidak berisi.

Sifat sombong merupakan penghalang bagi seorang makhluk mendapatkan surga Sang Khalik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman  dalam surat Al Isra ayat 37:

Wala tamshi fee al-ardi marahan innaka lan takhriqa al-arda walan tablugha aljibala toolan

”Dan janganlah kalian berjalan di atas bumi ini dengan menyombongkan diri, karena kalian tidak akan mampu menembus bumi atau menjulang setinggi gunung.”

Allah tak suka makhluknya yang sombong. Penyakit hati itu merupakan penghalang bagi manusia mendapatkan surga-Nya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), surga adalah alam akhirat yg membahagiakan roh manusia yg hendak tinggal di dalamnya. Pengembangan makna dari surga adalah kenikmatan, kesenangan, kebahagiaan yang diperoleh hanya selama masih hidup di dunia alias kenikmatan duniawi.

Kesombongan bakal mengurangi kesempatan manusia itu mendapatkan kenikmatan yang lebih besar, tidak hanya di alam akhirat tapi sudah dimulai di alam dunia.

Manajer Brendan Rodgers dan kapten Steven Gerrard kecewa berat.

Perjalanan Liverpool musim ini bisa dijadikan contoh bagi kita semua. Ketika mencatat rangkaian kemenangan sejak awal 2014, banyak pengamat sepak bola yang awalnya tak memprediksi, kemudian memasukkan The Reds sebagai salah satu kandidat juara bersama Arsenal pada saat itu, Chelsea, dan Manchester City.

Akan tetapi, para penggawa Liverpool tak pernah terbuai oleh sanjungan yang berlebihan itu. Mereka tetap rendah hati atau tawadhu. Tak pernah terbersit dalam pikiran pasukan Brendan Rodgers untuk melabeli diri sendiri sebagai favorit juara.

“Target kami tetaplah finis di empat besar dan meraih tiket Liga Champions,” tegas Rodgers berkali-kali.

Sikap rendah hati itu tak lepas dari peran dr. Steve Peters. Psikiatri yang bekerja paruh waktu di Liverpool itu sejak awal sudah menegaskan kepada Steven Gerrard dkk untuk tetap rendah hati dan jangan pernah sesumbar atas prestasi semu yang didapat.

“Saya akan memandu Liverpool untuk berkata, ‘Dengan segala upaya, mari kita menyepakati mimpi itu dan berusaha mewujudkannya. Tapi, jangan pernah menjadikan itu sebagai tujuan akhir yang lantas membebani kita dengan sesuatu yang tak berada di dalam kontrol kita’,” ujar Peters.

Wejangan Peters itu mujarab. Liverpool tampil ciamik dan mendulang rekor sebelas kemenangan beruntun, termasuk melawan tiga klub besar, Arsenal, Manchester United, dan Manchester City. The Reds pun menggapai puncak.

Sayangnya, kenikmatan sementara, mantap di puncak klasemen, tampaknya telah membuat Rodgers dan pasukannya lalai. Setan pun menggoda dan membisikkan, “Inilah kesempatan besar bagi Liverpool juara,” usai kemenangan dramatis atas Man. City.

Rodgers pun masuk dalam perangkap setan. Kesombongannya muncul. “Saya ingin mempertahankan posisi puncak klasemen hingga akhir kompetisi,” komentar dia, usai menang atas The Citizens, yang menyiratkan kesombongan.

Allah pun memberikan teguran, meski tidak secara langsung. Dimulai dengan meniupkan rasa gugup pada pertandingan melawan Norwich City, The Reds menang dengan susah payah. Lalu puncaknya pada pertandingan melawan Chelsea.

Pada pertandingan tersebut, The Reds bisa mendominasi permainan dengan penguasaan bola 70% berbanding 30%. Tapi, apa yang terjadi? Yang berkuasa tak menjadi pemenang.

Liverpool pun dibuat kembali terhujam ke bumi. Kesombongan yang sempat muncul langsung dibuat sirna lantaran kekalahan tersebut.

Seperti diriwayatkan Bukhari, Rasulullah SAW bersabda. “Menjadi hak Allah jika ada sesuatu yang meninggikan diri di dunia pasti akan direndahkan-Nya.”

Itulah yang terjadi di Liverpool. Rodgers yang merasa taktiknya sudah mapan dan tanpa cela, ternyata tak mampu mengalahkan kemampuan mentornya, Jose Mourinho, yang dengan cerdik membuat antidot permainan The Reds.

Rodgers seharusnya bisa belajar dari cerita Nabi Sulaiman yang tertuang di Quran Surat An Naml ayat 40.

qaala alladzii ‘indahu ‘ilmun mina alkitaabi anaa aatiika bihi qabla an yartadda ilayka tharfuka falammaa raaahu mustaqirran ‘indahu qaala haadzaa min fadhli rabbii liyabluwanii a-asykuru am akfuru waman syakara fa-innamaa yasykuru linafsihi waman kafara fa-inna rabbii ghaniyyun kariimun

Yang mempunyai arti, “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”

Demikianlah khutbah sigkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Ya Allah, tunjukkanlah jalan kepada hambamu yang sombong ini, jalan menuju ketawadhuan yang engkau ridai. Karena sesungguhnya, hanya engkaulah yang mampu menjadikan kami orang yang bertawadhu.

barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiimwa nafa’nii wa iyyakum bima fiihimaa minal aayaati wa dzikril hakiimwa nafa’anaa bi hadii sayyidal mursaliinwa biqawlihiil qawiim aquulu qawli haadzawa astaghfirullaahal ‘azhiim lii wa lakumwa lii syaa-iril mu’miniina wal mu’minaatwal muslimiina wal muslimaat min kulli dzanbiifastaghfiruuhuu innahuu huwas samii’ul ‘aliimwa innahuu huwal ghafuurur rahiim

DUDUK DI ANTARA DUA KHUTBAH

Alhamdulillahirobbil Alamin Wassholatu Wassalamu ‘Ala Ashrafil Ambiyai wal mursalin wa ‘ala alihi wa sohbihi ajmain.Amma ba’du : Ya Ayyuhalladzina A’manut Taqulloha Haqqo tu qotihi wala tamutunna illa wa antum muslimun.

Jamaah yang berbahagia, pada khutbah yang kedua ini, saya hanya akan mengingatkan bahwa kesombongan punya pengaruh negatif, dalam hal ini dalam perburuan gelar juara Liverpool.

Kekalahan dari Chelsea memang membuat kans The Reds menjuarai Premier League menipis. Tapi, bukan tanpa kemungkinan.

Kolo Toure dkk hanya perlu mengembalikan sikap rendah hati yang sempat hilang sambil berdoa meminta kepada Sang Pencipta. Sebab, seperti janji Allah di QS Al Ghafir ayat 40, “Mintalah kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya.”

Karena itulah, mari kita senantiasa bertawadhu dalam mengarungi kehidupan ini. Jangan sampai, limpahan rezeki yang lebih besar dari Allah SWT terhambat akibat ada setitik sikap sombong di hati kita. Kekalahan Liverpool dari Chelsea menjadi bukti nyata terbaru.

Selanjutnya, marilah kita berdoa kepada Allah SWT agar kita dan kaum muslimin dijauhkan dari segala sikap sombong.

(PEMBACAAN DOA)

‘ibaadallahinnallaaha ya-muruu bil ‘adli wal ihsaanwa iitaa-i dzil qurbaawa yanhaa ‘anil fahsyaa-i wal munkari wal baghyiyaizhzhukum la’allakum tadzakkaruunfadzkurullaaha ‘azhiimi wa yadzkurkumfastaghfirullaaha yastajib lakumwasykuruuhu ‘alaa ni’matil latiiwa ladzikrullaahu akbaruwa aqiimish shalah