Apakah sih enaknya main golf? Cuma mukul bola doank. Di mana olahraganya?
Mungkin itulah pandangan sebagian besar orang-orang yang tidak pernah bermain golf, termasuk saya juga pada awalnya.
Tiba-tiba saja saya tergerak untuk bermain golf. Sudah banyak sih yang nyetanin namun karena perlengkapan yang amat mahal, saya selalu mengurungkan niat untuk mencobanya.
Ketertarikan serius saya terhadap golf dimulai dari senior saya di SMA 3. Setelah aktif di IKASMA 3 Bandung, saya kerap bersinggungan dengan sesama alumni yang lebih lama bermain golf, terutama Mang Nday dan Mang Susan.
Saat bincang-bincang informal soal program IKASMA 3, Mang Nday tiba-tiba berceletuk, “Mangkana main golf biar tambah relasi,” tuturnya medio Maret 2021.
Dari situ niat untuk golf kembali muncul. Tapi, bagaimana saya punya kas lebih untuk beli perlengkapannya?
Well, seperti kutipan favorit saya dari buku Sang Alkemis karya Paulo Coelho, jika kita sangat ingin akan sesuatu, maka seluruh dunia akan berkonspirasi mewujudkannya.
Tak lama dari ucapan Mang Nday, saya berkunjung ke sepupu saya, Ganjar – yang memang sudah lama menekuni golf. Dia menawarkan satu club set miliknya.
Dia menyebutkan sebuah angka jika saya ingin memiliki club set tersebut. Cukup besar bagi seorang wartawan seperti saya, walaupun murah apabila dibandingkan beli stik second di marketplace.
Semesta mendukung. Istri Ganjar mengatakan, mending saya belikan mereka lapangan tenis meja saja. Bingo. Setelah ceki-ceki, ternyata harganya hanya 1/9 dari tawaran Ganjar untuk club set lengkapnya.
Transaksi terjadi. Saya kirim lapangan tenis meja lengkap dengan bet dan jaring, besoknya club set dikirim ke kantor saya.
Singkat cerita, mulailah saya latihan driving dibantu oleh Pak Yayat di Siliwangi. Baru latihan Sabtu, Senin saya diminta Mang Nday ikut serta main golf di MV Dago.
Ternyata, MV adalah kuburan bagi bola golf. Saya hilang 12 pada kesempatan pertama saya menjajal golf course. “Biasanya sih baru pertama turun langsung main di MV bikin kapok, kamu gimana?” kata Mang Nday seusai 18 hole saya lakoni. Saya menggeleng.
Tak ada keraguan bagi saya untuk lanjut bermain golf yang sudah 5 bulan saya tekuni hingga tulisan ini dibuat. Buat bapak-bapak dengan beat per minute jantung yang tinggi seperti saya, olahraga ini dirasa cocok.
Alhamdulillah, dalam 2 bulan terakhir, saya bisa turun 10 kg. Karena golf, saya yang biasa makan 4x dalam sehari sekarang cuma 2x. Sisa 2x saya hemat agar bisa digunakan bermain golf hehe
Menurut saya, lapangan golf itu tak ubahnya seperti kehidupan. Seperti dikatakan Bobby Jones. “You get bad breaks from good shots; you get good breaks from bad shots – but you have to play the ball as it lies.”
Memang demikianlah adanya. Di lapangan golf, kadang kita bisa mukul bola enak tapi hasilnya justru masuk bunker atau outbond. Sebaliknya, kadang pukulan jelek tapi ternyata mendarat di fairway.
Begitu juga dengan kehidupan. Kadang kita sudah berusaha untuk melakukan sebuah hal dengan baik, tetapi hasilnya tidak sejalan. Namun, sering juga kita berusaha ala kadarnya, justru lebih diapresiasi.
Pegolf harus memukul bola dengan stik yang dia miliki. Dia memiliki kebebasan untuk memilih stik dan memukulnya sesuai dengan kemampuannya. Harga stik yang lebih mahal bisa menjadi privilege, tetapi semuanya kembali kepada kemampuan pegolf itu sendiri.
Idem ditto dengan kehidupan. Mungkin kita tidak punya privilege dalam memiliki peralatan atau buku lengkap saat bersekolah Namun, apabila kita bersungguh-sungguh, prestasi bisa saja melebihi mereka yang punya keuntungan lebih daripada kita.
Apakah ada kecurangan? Seperti halnya dalam kehidupan, tentu saja di golf juga ada. Tapi, kembali, kedisiplinan, kejujuran, dan kekuatan hati lebih penting. Bagaimana kita bisa menilai progres kita apabila kita selalu curang dalam hidup ataupun golf?
Laiknya hidup, perjudian juga ada dalam golf. Tinggal bagaimana kita bisa memanfaatkannya untuk melatih diri, dan jangan terjebak di dalamnya.
Tabik
Jalu Wirajati
19 September 2021
Renungan malam karena gak bisa hadir di BGG Senin siang.
Leave A Comment
You must be logged in to post a comment.