Angka 12 di sepak bola dan PAN punya korelasi yang kuat. 

Bismillahirrahmanirrahim… Ini adalah tulisan pertama saya sebagai orang yang terjun ke politik praktis – meski saat ini secara de jure masih berstatus wartawan.

Angka 12 punya kedekatan yang amat lekat dengan sepak bola. Di Indonesia, tendangan 12 pas merujuk pada tendangan penalti. Hal ini tak lepas dari jarak langkah antara bibir gawang dengan titik penalti.

Nomor 12 juga menjadi angka keramat di sepak bola, khususnya di Jerman. Sebagian besar sepak bola Bundesliga alias Liga Jerman memberikan nomor punggung 12 kepada suporter. Tak ada pemain yang berhak memakai nomor kostum tersebut.

Menurut situs web resmi Bundesliga, “No Bundesliga player – no matter how decorated, or superstitious – is bigger than a club’s fans. Because when the chips are down, the supporters are the ones with the collective power to move mountains.”

Memesiunkan nomor 12 ini menunjukkan bahwa tak ada pemain – seberapa hebat dan luar biasanya – yang lebih besar daripada suporter. Sebab, ketika tim sedang terpuruk, suporterlah yang bisa membawa tim untuk bangkit kembali, bukan pemain yang bisa datang dan pergi.

Frasa 12 pas juga ada di dunia politik. Jargon itu didengungkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN). Angka 12 itu merujuk pada nomor urut partai pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yaitu “PAN 12 Pas, Bantu Rakyat”.  Jika dianalogikan dengan sepak bola, PAN adalah suporter yang memberikan dukungan penuh kepada tim yaitu rakyat.

Setidaknya, itulah harapan saya ketika memilih masuk ke PAN sebagai kendaraan politik saya yang akan maju menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPRD II Kota Bandung pada Pemilu 2024.

Semoga saja, saya dan partai ini amanah mengemban tersebut.